Friday, 16 August 2013

Falak

Ilmu Falak

Ilmu Falak adalah ilmu yang mempelajari lintasan benda-benda langit-khususnya bumi, bulan, dan matahari-pada orbitnya masing-masing dengan tujuan untuk diketahui posisi benda langit antara satu dengan lainnya, agar dapat diketahui waktu-waktu di permukaan bumi.
Ilmu Falak disebut juga ilmu hisab, karena ilmu ini menggunakan perhitungan ( الحساب =perhitungan). Ilmu Falak disebut juga ilmu rashd, karena ilmu ini memerlukan pengamatan ( الرصد =pengamatan). Ilmu Falak disebut juga ilmu miqat, karena ilmu ini mempelajari tentang batas-batas waktu ( الميقات =batas-batas waktu). Ilmu Falak disebut juga ilmu haiah, karena ilmu ini mempelajari keadaan benda-benda langit ( الهيئة = keadaan).


Ruang Lingkup

Ilmu Falak pada garis besarnya dibagi menjadi dua macam, yaitu ilmu Falak Ilmiy, dan ilmu Falak Amaliy. Ilmu Falak Ilmiy disebut juga Theoritical Astronomy. Ilmu Falak Amaliy disebut juga Practical Astronomy. Ilmu Falak Amaliy inilah yang oleh masyarakat disebut sebagai ilmu Falak atau Ilmu Hisab.
Bahasan Ilmu Falak yang dipelajari dalam Islam adalah yang ada kaitannya dengan pelaksanaan ibadah, sehingga pada umumnya ilmu Falak ini mempelajari 4 bidang, yakni:
  1. Arah Kiblat dan bayangan arah kiblat.
  2. Waktu-waktu Shalat.
  3. Awal bulan.
  4. Gerhana.

Menelusuri Tokoh Pencetus Ilmu Falak

Cover buku "Penemu Ilmu Falak: Pandangan Kitab Suci dan Peradaban Dunia".

Ilmu Falak tergolong ilmu yang paling tua dalam lintasan sejarah peradaban manusia. Ilmu Falak memiliki banyak istilah di antaranya adalah ilmu hisab dan ilmu ru’yah. Dinamakan ilmu hisab karena dalam Ilmu Falak tidak terlepas dari perhitungan dan dinamakan ilmu ru’yah karena dalam Ilmu Falak tidak terlepas dari aktivitas pengamatan, baik itu pengamatan bintang, hilal (bulan muda) maupun matahari. Namun kata Falak itu sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti orbit atau lintasan.
Eksistensi Ilmu Falak menerjang sejarah dan peradaban dunia hingga saat ini. Dulu masyarakat Mesir Kuno mengamati pergerakan matahari dan bintang-bintang, sehingga mereka mengetahui panjang waktu satu tahun dengan hasil yang hampir sempurna. Masyarakat dulu yang terkenal dalam pengamatan benda-benda langit adalah mereka yang tinggal di daerah Mesopotamia (daerah antara sungai Eufrat dan sungai Tigris) seperti Babylonia dan Assyria. Mereka meninggalkan catatan Astronomi dari sekitar tahun 3000 SM.
Sekarang ini, karya tulis di bidang Ilmu Falak dan Astronomi serta perhitungan dan pemrograman pun juga tak kalah ketinggalan. Hal ini terbukti dari banyaknya software-software Ilmu Falak dan Ilmu Astronomi yang bertebaran di dunia maya. Sebut saja Winhisab Version 2.0 oleh Badan Hisab Rukyah Departemen Agama Republik Indonesia, Mawaqiit version 2000.09 oleh Dr. Ing. Khafid, Mooncalc Version 6.0 oleh Monzur Ahmed, Athan Version 1.5 oleh IslamicFinder.org, Accurate Times oleh Muhammad Odeh, Starrynight Pro Version 5.8.2, Lunarphase Version 2.61, dan lain sebagainya (hlm.viii).
Akan tetapi sampai sekarang ini belum pernah ada buku atau literatur yang membahas tentang siapa tokoh yang mencetuskan Ilmu Falak. Sampai saat ini para Ahli Falak dan Ahli Astronomi sering menobatkan Nabi Idris As. atau Hermes sebagai tokoh peletak batu pertama Ilmu Falak. Sayangnya hal ini belum pernah dibuktikan secara ilmiah dan menelusuri lebih jauh tentang kebenaran siapa penemu Ilmu Falak.
Dalam buku berjudul “Penemu Ilmu Falak: Pandangan Kitab Suci dan Peradaban Dunia” yang ditulis oleh Nur Hidayatullah Al-banjary ini akan mengupas secara tuntas mengenai tokoh yang pertama kali mencetuskan Ilmu Falak di dunia ini. Dengan menggunakan metode pendekatan sejarah (Historical Approach) serta mengaitkan antara kitab-kitab sejarah  dengan peradaban bangsa kuno (Mitologi Yunani, Romawi, Mesir) buku ini mencoba mengetahui siapa sejatinya sosok Nabi Idris dalam kacamata peradaban bangsa-bangsa dan Agama-agama di dunia. Hal ini bertujuan mencari kebenaran terhadap informasi yang telah berkembang selama ini.
Dalam perspektif kitab Suci dari agama-agama yang berkembang di dunia, terdapat perbedaan terkait dengan sosok Nabi Idris. Dalam perspektif kitab Taurat, Nabi Idris atau Enoch merupakan seorang Raja Kuno yang bijaksana, ia merupakan pahlawan banjir dalam kebudayaan Mesopotamia Kuno (hlm.38). Sementara dalam kitab Injil, Nabi Idris atau dalam bahasa Ibrani disebut Hanokh, ia adalah Putra dari Yared yang telah berjihad dan akhirnya dimasukkan ke surga (hlm.47). Sementara dalam perspektif Al-Qur’an sebagaimana yang disebutkan dalam Tafsir Al-Baidlowi Nabi Idris dikenal sebagai orang yang pertama kali menulis dengan pena dan orang yang mengenal ilmu bintang (nujum) dan hisab (hlm.56).
Dalam pandangan peradaban dunia juga terdapat perbedaan pandangan terkait dengan sosok Nabi Idris. Menurut pandangan Mitologi Mesir Kuno, Nabi Idris dikenal sebagai ahli kedokteran, ahli kimia, dan ahli perbintangan (hlm.90). Mitologi Yunani menyebut Nabi Idris, sebagai Dewa Pelindung bagi kaum pedagang serta sebagai Dewa pengirim berita atau pembawa pesan (hlm.99). Sementara dalam Mitologi Romawi Nabi Idris atau Hermes disebut Mercurius, yaitu Dewa Perdagangan sekaligus dipercaya sebagai Dewa Keberuntungan (hlm.106).
Dari berbagai macam sudut pandang yang telah disebutkan baik itu dari pandangan kitab suci maupun peradaban Kuno, tidak ada yang menyebutkan bahwasanya Nabi Idris ialah orang yang mencetuskan pertama kali Ilmu Falak, namun ia hanyalah Ahli Falak (Astronomi). Kaitannya dengan Astrologi, Nur Hidayatullah setuju bahwa ia adalah penemu Ilmu Astrologi, bukan penemu Ilmu Falak.
Buku setebal 179 halaman ini telah mengupas secara mendetail terkait siapa tokoh yang pertama kali mencetuskan Ilmu Falak, dengan menggunakan berbagai macam literatur baik dalam berbahasa Inggris, Arab maupun Indonesia. Untuk itulah, buku ini layak digunakan sebagai bahan bacaan dan renungan bagi para Dosen Falak, Pelajar Ilmu Falak, Pecinta Ilmu Falak, dan masyarakat umum, agar paradigma sejarah yang mengatakan bahwa Nabi Idris adalah pencetus Ilmu Falak bisa diluruskan.

Sumber: Wikipedia, http://www.dakwatuna.com/

No comments:

Post a Comment