1. Klasifikasi berdasarkan Bentuk solder:
a. Solder Bar
Solder Bar ini dipakai sebagai bahan utama dalam
penyolderan dengan menggunakan mesin dipping solder.
b. Solder wire
Solder ini dipakai untuk manual solder dan terdiri dari
2 jenis yaitu non resin solder dan resin flux solder didalamnya.
c. Solder Paste
Solder ini dipakai dalam process reflow soldering dan
dibuat dengan mencampurkan butiran solder dengan agent atau flux.
d. Solder bentuk lainnya
Berbagai bentuk solder ini biasanya langsung di
tempelkan pada package IC untuk
2. Klasifikasi berdasarkan penggunaannya
a. Ordinary solder
Solder ini banyak digunakan depasaran dengan komposisi
Sn60Pb40. Untuk kaki komponen digunakan Sn50% ( melting point lebih tinggi )
agar kaki tidak ikut melebur bersamaan saat penyolderan.
b. Environmental solder
Tergantung dari kebutuhan untuk menyambungkan dua logam,
maka solder ini dibagi kedalam high temprature dan low temperature. Hal yang
harus diperhatikan adalah mengenai solidus and liquidus temperature.
Untuk high temperature, kombinasi unsur pendukung adalah
sperti pada table berikut.
Untuk low temperature sbb:
c. Solder untuk kaca dan keramik
Asahi Glass Co mengeluarkan product solder dengan nama
“Cerasolder” . Pada solder ini, alloy Sn ditambahkan beberapa logam dalam
jumlah sedikit dan di hubungkan dengan menggunakan gelombang ultrasonic.
Sesuai dengan kombinasi unsur unsurnya, pada cerasolder
ini tidak ditambahkan flux agar didapatkan kualitas solder yang bagus.
d. Solder untuk micro soldering
Solder ini digunakan dalam semiconductor. Eutetic alloy
ditambahkan pada gold base untuk menurunkan melting point secara dramastis
sehingga Heat stress tidak bisa menimbulkan kerusakan pada komponennya. Contoh
eliectric alloy adalah:
-
Au-Si alloy untuk menyambungkan
chp IC ke lead frame
-
Au-Sn alloy untuk menyambungkan
IC ke tape finger jika method tape carrier digunakan
3. Klasifikasi solder SnPb berdasarkan unsur logam yang ditambahkan.
a. Penambahan Silver ( Ag )
Sedikit Ag ditambahkkan akan menurunkan melting point,
memperkuat strength dan memperbesar spreading dan membuat solder lebih
mengkilap. Percentage idealnya adalah 6%, akan tetapi dengan melihat pada
struktur harga, operability dan melting point biasanya konsentrasinya adalah
0.5 ~ 2%.
b. Penambahan Antimon ( Sb )
Penambahan Sb akan menyebabkan kenaikan strength dan
hambatan listrik. Tetapi Sb ini tidak cocok untuk membentuk alloy dengan Zn, Fe
dan steel yang mengandung Zn.
Solder ini dipakai untuk Germanium Ge karena sangat baik
kontak ohmicnya dan sangat baik solderingnya jika digunakan dalam sangat
sedikit jumlahnya.
Ag dan Sb ini bisa dikatakan memperbaiki
Konduktivitasnya.
c. Penambahan Indium
d. Solder ini untuk menyambung logam dengan kaca dengan temperature
yang rendah. Karena scope indium ini bisa pada temperature tinggi sampai
rendah, maka solder ini juga bisa digunakan pada germanium. Solder ini juga
mengkilat dengan karakteristik yang bagus. Tetapi karena factor harga yang
sangat tingg, maka diperlukan perhatian mengenai pemakaiannya.
4. Klasifikasi berdasarkan jenis flux
Kebanyakan flux mengandung
chlorine yang mempunyai kemampuan tinggi dalam menghilangkan oxide. Artinya
semakin tinggi kadar chlorine, mkin besar dampak dari flux. JIS telah membagi
berdasarkan specifikasi ( JIS Z 3283 ) :
a. AA Class - chlorine content
less than 0.1%
b. A class - chlorine
content 0.1 ~ 0.5 %
c. B class - chlorine
content 0.5 ~ 1.0 %
Flux content
untuk masing2 flux adalah 1.0 ~ 3.0%
Sumber : http://solderingtechnology.blogspot.com/2013/01/jenis-jenis-solder.html