Showing posts with label Bahasa Indonesia. Show all posts
Showing posts with label Bahasa Indonesia. Show all posts

Monday, 25 March 2024

Pengertian Kalimat Interogatif

Kalimat interogatif adalah kalimat yang mengharapkan adanya jawaban secara verbal. Jawaban ini dapat berupa pengakuan, keterangan, alasan atau pendapat dari pihak pendengar atau pembaca (Chaer, 2009:189)

Source : http://letslearnlanguage.wordpress.com/2011/11/29/kalimat-interogatif-dalam-bahasa-indonesia/

Tuesday, 27 February 2024

Kalimat majemuk campuran (Bahasa Indonesia)

 Kalimat majemuk campuran adalah gabungan kalimat majemuk setara dan kalimat mejemuk bertingkat. Biasanya ditandai adanya konjungsi yang dipakai dalam kalimat majemuk bertingkat dan konjungsi yang dipakai dalam kalimat majemuk setara. 

Contoh : 

Kalimat “Ketika ayah datang, adik bermain bola dan kakak membaca buku” 

kalimat di atas merupakan kalimat majemuk campuran karena adanya penggunaan konjungsi ketika yang menunjukkan kalimat majemuk bertingkat dan yang menunjukkan kalimat majemuk setara. 


Semoga artikel ini bermanfaat,.

Saturday, 12 August 2023

Penggunaan Kata Ameliorasi

 Penggunaan kata Ameliorasi dalam bahasa indonesa.

Untuk mengetahui penggunaan kata Ameliorasi alangkah baiknya kita harus tahu lebih dahulu apa itu Ameliorasi.

Ameliorasi adalah :

Ameliorasi berasal dari bahasa Latin melior yang artinya baik. Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, ameliorasi diartikan sebagai peningkatan nilai makna yang biasa atau buruk menjadi makna yang baik. Ameliorasi terjadi apabila suatu kata memiliki makna konotasi lebih baik dari makna sebelumnya. Perubahan amelioratif mengacu kepada peningkatan makna kata. Makna baru dianggap lebih baik atau lebih tinggi nilainya dari pada makna sebelumnya. 


Contoh penggunaannya :

Haikal sebagai psikolog menguasai bahasa isyarat untuk dapat berkomunkasi dengan tunawicara.

kata ameliorasi terdapat pada kata tunawicara yaitu adalah orang tidak dapat berbicara.



Thursday, 10 July 2014

Frase dalam bahasa Indonesia

A. Batasan Frase

Frase adalah satuan gramatikal yang merupakan kesatuan linguistik dan tidak melebihi batas fungsi atau jabatan kalimat (S, P, O, Pel, dan K). Sebuah kalimat Adik saya sedang belajar di kamar dibagi menjadi beberapa frase:

adik saya : menduduki fungsi subjek

sedang belajar : menduduki fungsi predikat

di kamar : menduduki fungsi keterangan

Kalimat : Adik sedang menulis surat.

adik : menduduki fungsi subjek (bukan frase karena hanya terdiri satu kata)

sedang menulis : menduduki fungsi predikat (frase)

surat : menduduki fungsi objek (bukan frase)

menulis surat : melebihi batas fungsi (bukan frase)

B. Perluasan Frase dengan 'yang'

Sebuah frase diperluas menjadi bentuk yang lebih panjang asalkan tetap tidak melebihi fungsi atau jabatan kalimat.

Contoh: 

- adik saya : adik saya yang cantik

- buku bahasa : buku bahasa Indonesia yang baru

- rumah Tono : rumah yang dibeli Tono kemarin

C. Inti Frase

Unsur inti frase adalah unsur utama atau pokok yaitu unsur yang diterangkan (D), sedangkan atribut pewatas adalah unsur yang menerangkan (M).

Contoh: 

gedung sekolah sedang dipugar.

    D         M         M        D

D : inti frase

M : atribut frase

D. Frase Ambigu

Istilah "ambigu" artinya bermakna ganda/ lebih dari satu. Frase ambigu berarti frase yang bermakna ganda.

Contoh: 

Kambing hitam, orang tua, meja hijau.

Frase di atas bermakna ganda. Kambing hitam dapat bermakna (1) kambing yang berwarna hitam dan (2) orang yang dipersalahkan. Orang tua dapat bermakna (1) orang yang sudah tua dan (2) bapak dan ibu. Meja hijau dapat bermakna (1) meja yang berwarna hijau dan (2) pengadilan.

Makna pada nomor (1) di atas bukan merupakan makna baru. Frase yang demikian dinamakan frase biasa. Makna pada nomor (2) merupakan makna baru. Frase yang demikian disebut frase idiomatik.


E. Macam-macam Frase

Terdapat dua jenis pembagian frase, yaitu:

1. Berdasarkan distribusi unsurnya, ada dua jenis, yaitu:

a. Frase Eksosentris, adalah frase yang memeiliki distribusi (penyebaran) yang tidak sama dengan unsurnya. Dalam bahasa yang sederhana frase eksosentris adalah frase yang tidak memiliki inti frase. Frase ini memiliki ciri selalu diawali kata depan dan kata sambung.

Contoh: di halaman, pada ibunya, ke perpustakaan.

b. Frase Endosentris, adalah frase yang memiliki distribusi yang sama dengan unsurnya, baik semua unsurnya maupun salah satu unsurnya. Dalam kalimat yang sederhana, frase endosentris adalah frase yang memiliki inti frase.

1) Frase Endosentris Koordinatif, ialah frase endosentris yang terdiri dari unsur-unsur yang setara. Di antara unsur-unsurnya itu dapat disisipkan kata dan, atau.

Contoh: suami istri, tiga empat (bulan), pembinaan dan pelaksanaan, belajar atau bekerja.

2) Frase Endosentris Atributif, ialah frase endosentris yang terdiri dari unsur-unsur yang tidak setara karena ada salah satu unsur inti dan bukan inti/ atribut.

Contoh: 

halaman luas

    inti        atribut

3) Frase Endosentris Apositif, ialah frase endosentris yang atributnya berupa aposisi atau keterangan tambahan.

Contoh:

Rudi, temanku sekelasku, menjadi juara satu dalam perlombaan itu.

             Frase apositif

Jadi, frase endosentris umumnya dapat diketahui berdasarkan kalimatnya.

2. Berdasarkan kategori atau jenis katanya, dengan menitikberatkan pada jenis kata yang menduduki unsur intinya, frase dibedakan:

a. frase nomina (kata benda), contoh: gedung sekolah, siswa SMA, keadilan sosial.

b. frase verbal (kata kerja), contoh: akan belajar, sedang belajar.

c. frase adjektiva (kata sifat), contoh: sangat besar, panjang sekali.

d. frase adverbial (kata keterangan, contoh: bulan depan, tadi pagi.

e. frase presposisional (kata depan), contoh: di rumah, ke sekolah, dari pasar.

f. frase numerial (kata bilangan), contoh: tiga anak, sederet kursi, semua orang.

 

Source : http://belajarbahasa-bahasaindonesia.blogspot.com/2012/05/frase.html

Friday, 27 June 2014

Kalimat Aktif dan Pasif

Kalimat aktif adalah Kalimat yang subjeknya melakukan pekerjaan atau melakukan perbuatan.

Ciri-ciri :
1. Subjeknya sebagai pelaku.
Helsa Situmorang membaca buku. (Helsa sebagai pelaku)
2. Predikatnya berawalan me- atau ber-.
3. Predikatnya tergolong kata kerja aus.

Contoh :
1. Adik membaca buku.
2. Tatang bermain bola.
3. Yuli mandi di kolam renang.
4. Wawan telah membeli buku gambar.

Kalimat Pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan atau dikenai perbuatan.
Ciri-ciri :
1. Subjeknya sebagai penderita.
2. Predikatnya berawalan di-, ter-, atau ,ter-kan.
3. Predikatnya berupa predikat persona (kata ganti orang, disusul oleh kata
kerja yang kehilangan awalan).

Cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif :
1. Subjek akan menjadi Objek
2. Predikat berimbuhan me – ~ di-
3. Bila subjeknya berupa kata ganti orang pada kalimat aktif maka predikat pada kalimat aktif tidak menggunakan awalan di-. Kata ganti orang tersebut diletakkan sebelum predikat tanpa imbuhan.

Contoh :
1. Andi membaca novel di kamar. (Kalimat aktif)
S P O K

Novel dibaca Andi di kamar. (kalimat pasif)
  S P O       K
2. Saya menulis cerita di teras rumah. (aktif)

S P O K (kalimat aktif dengan subyek kata ganti orang )

Cerita saya tulis di teras rumah. (pasif)

S O P K (kalimat pasif kata kerja imbuhan di hilangkan)
Saya sudah membeli buku itu. (aktif)
Buku itu sudah kubeli. (pasif)

 

Source : http://bagas.wordpress.com/2007/09/05/kalimat-aktif-dan-pasif/